Kronologi
Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru
Kronologi peristiwa reformasi
1998 :
- Aksi Mahasiswa Mulai Bermunculan
Krisis multidimensional
yang terjadi di Indonesia mendorong mahasiswa untuk mengadakan aksi
demonstrasi. Pada awalnya, aksi demonstrasi hanya digelar di dalam kampus saja,
namun semakin lama para mahasiswa berdatangan ke DPR untuk menggelar aksi
demonstrasi.
Menjelang tahun 1998, aksi-aksi
demonstrasi meningkat dan melibatkan dosen serta alumni. Seperti contoh alumni
dan mahasiswa Universitas Indonesia dalam aksinya di Kampus Salemba diikuti
para rektor UI Prof. dr. Mahar Mardjono, Dr. Sri Edi Swasono, Prof. Dr. Selo
Soemardjan, dan ketua umum Iluni UI, Hariadi Darmawan.
Tema yang dituntut dalam aksi-aksinya
itu adalah turunkan harga-harga barang khususnya barang sembilan bahan pokok;
hapuskan monopoli dan KKN (Korupsi, kolusi, dan nepotisme); serta suksesi
kepemimpinan nasional. Ketika Presiden Soekarno terpilih kembali menjadi
presiden untuk ketujuh kalinya, masa bakti 1998-2003, tanggal 11 Maret 1998,
aksi demonstrasi pun semakin meningkat, mereka menuntut agar Presiden Soekarno
mundur dari jabatannya.
Aksi-aksi mahasiswa semakin marak
sejak awal tahun1998. Tuntutan reformasi tidak digubris pemerintah. Pada tanggal
4 Mei 1998, pemerintah memutuskan untuk menaikan harga BBM dan tarif dasar
listrik. Hal itu memicu aksi-aksi reformasi semakin meluas. Korban pun mulai
berjatuhan.
- 2. Empat Mahasiswa Trisakti Tewas Tertembak
Maraknya aksi reformasi akhirnya
menimbulkan korban jiwa, baik di kalangan aparat ataupun mahasiswa. Pada tanggal
9 Mei 1998, Letnan Dua (Pol) Dadang
Rusmana, kepala satuan Intelijen Kepolisian Resor Bogor, tewas dalam aksi
keprihatinan di Universitas Juanda, Bogor.
Pada tanggal 12 Mei 1998, empat mahasiswa
Trisakti tewas terkena tembakan aparat keamanan. Keempat mahasiswa itu adalah Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Sie, Heri
Hartanto, dan Hafidhin Alifidin Royan. Mereka diberi gelar sebagai pahlawan
Reformasi. Peristiwa tewasnya keempat mahasiswa itu telah menimbulkan duka
sekaligus kemarahan dalam masyarakat Indonesia. Gerakan reformasi pun semakin
meningkat. Kerusakan itu terjadi di setiap sudut kota di Indonesia.
- 3. Kerusuhan Massal di Jakarta dan Sekitarnya
Pada tanggal
13 Mei 1998 terjadi aksi kerusuhan massal di Jakarta. Hal itu disebabkan aparat
mencegah rombongan massa yang ingin mengadakan aksi berkabung pasca tewasnya 4
mahasiswa Trisakti. Massa merusak, melempar, membakar, dan menjarah mobl-mobil,
gedung-gedung hingga pertokoan.
Pada tanggal
15 mei 1998, presiden suharto tiba kembali di indonesia dari kairo. Jadwal kepulangan
tersebut dimajukan sehari karena jadwal semula setelah mempertimbangkan kondisi
dalam negeri yang semakin buruk.
Pada 16
mei 1998, presiden soeharto mengadakan pertemuan dengan pimpinan dpr. Dari hasil
pertemuan tersebut dijelaskan oleh ketua dpr yaitu harmoko, mengenai 3 langka
yang akan di tempuh oleh presiden soeharto.
a. Melindungi
hak hidup warga negara, mengamankan harta dan hak milik rakyat,mengamankan
pembangunan dan aset nasional, memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, serta
mengamankan pancasila dan UUD.
b. Menjalankan
reformasi di segala bidang.
c. Mengadakan
resufle kabinet pembanguna VII
Pada
tanggal 18 mei 1998, aksi reformasi di gedung DPR/MPR semakin meningkat. Ribuan
mahasiswa dan tokoh-tokoh pro reformasi seperti amien rais, A.M. Fatwah,
Prof.Dr.Soleh Solahudin ikut serta dalam aksi tersebut.
Dalam
aksi di gedung DPR/MPR tuntutan agar presiden Soeharto mengundurkan diri. Para tokoh
tersebut juga akhirnya ikut menemui pimpinan DPR untuk menyampaikan tuntutan
reformasi. Akhirnya ketua DPR harmoko dengan di dampingi para wakil ketua DPR
mengeluarkan pernyataan yang di minta agar presiden Soeharto mengundurkan diri.
Kemudian
muncul berita lain yaitu pengunduran diri 14 menteri kabinet pembangunan VII
dan menolak pencalonan kembali dalam reshuffel kabinet.
Ke
empat belas menteri itu adalah :
1. Ir.
Akbar Tandjung
2. Ir. Drs.
A.M. Hendropriyono
3. Prof.
Ginandjar Kartasasmita
4. Ir. Giri
Suseno
5. Dr.
Haryanto Dhanutirto
6. Ir.
Rachmadi Bambang S
7. Prof.
Dr. Ir. Rahardi Ramelan
8. Subiakto
Tjakrawerdaya
9. Sanyoto
Sastrowardoyo
10. Ir.
Sumanhadi
11. Prof.
Dr. Ir. Justika S Baharsjah
12. Dr. Ir.
Kuntoro
13. Drs.
Theo sambuaga
14. Tanri
Abeng, MBA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar